*Catatan, 26 Maret 2013 Aku tidak pernah mengerti mengapa Tuhan harus memberikan kesempatan aku untuk bertemu denganmu. Kenangan memang terasa indah meski tetap hanya menjadi kenangan. Dan kesalahanku kemudian adalah tidak menyadari keberadaan itu. Entah, mungkin karena tidak ada yang harus dikenang lebih atau karena sikapku yang kurang sensitif dalam hal ini, yang pasti aku merasa terlambat untuk mengenangnya. Itu saja. Sore ini pertemuan kita direstui Tuhan dengan berpayung awan. Meski tak banyak kata yang kau ucapkan. Aku tidak paham. Mungkin jika aku melibatkan rasa aku tidak akan merasa secanggung ini. Tapi aku juga bukan peramal yang tahu bagaimana perasaannya. Hanya saja aku tiba-tiba teringat keadaan saat aku terpesona oleh kepandaiannya. Aku tidak paham apakah ini hanya kagum atau lebih. Namun yang aku ingat ucapannya kala itu. "Ini bukan semata-mata menolong, hanya saja aku rindu melihatmu". Dan kemudian tadi sore kau mengungkapkan pernyataan yang membuat ak...