Catatan Di Penghujung Minggu

Ini catatan ga penting, tapi aku pengen cerita..

Hari ini aku mau minta maaf sama diri aku sendiri. Maaf yah maaf, ternyata dari semua jadwal hari ini ujungnya harus kembali pulang ke rumah. Bukan tanpa alasan, aku memilih merebah kembali dipembaringan daripada melanjutkan tugas.

Iqbal, Riska, maaf  yah aku jadi ga bisa ikut rapat redaksi sama liputan. Padahal aku udah mengantongi issu, maaf yah. Aku janji mau dibayar besok tulisannyah. Terusnya lagi Yoseph juga maaf yah, tadinya kan aku mau ke lapangan futsal Resko buat liputan, tapi akunya ga meluncur.

Catatan kesalahan hari ini:
Pertama, aku mengawalinya dengan mengabaikan alarm ponsel. Empat jam sebelum pukul 5 pagi, aku sudah menyeting alarm untuk berdering. Tapi kesalahan selanjutnya adalah aku kembali memejamkan mata. Padahal nyaring bunyinya tepat ditelinga.

Kedua, aku kembali mengacuhkan panggilan masuk di ponsel dari teman sekelas yang akrab ku sapa Monyet. Heran juga, tumben pagi-pagi nelponin aku. Yang ternyata waktu dikelas bilang, cuma mau tanya hari ini masuk jam berapa, zzz - -'

Kartu ujian semester lima.

Ketiga, hari ini ujian terakhir dengan mata kuliah yang begitu sesuatu. Akhlak Tasawuf. Yah, tak ada yang banyak aku jabarkan tentang mata kuliah ini karena Dosennya pun jarang masuk. Bahkan pernah satu ketika untuk satu kali pertemuan dihitung menjadi 5 kali  pertemuan dan sialnya aku tidak masuk - -' sungguh cetar!

Cerita tak berhenti sampai disitu. Kesalahan fatal berikutnya adalah penyebab aku mengabaikan tiga point diatas. Pukul 6:28 pagi aku baru membuka mata. Itu tandanya 32 menit lagi kelas dimulai dan rumahku jauh. Alasan terbesarnya yaitu butuh banyak waktu untuk sampai didepan pintu kelas.

Aku memerlukan 15 menit untuk mandi dan bersiap-siap lalu 20 menit untuk menempuh perjalanan menuju kampus. Setelah itu 10 menit waktu berjalan dari tempat parkir dengan melewati jalan pintas, sungai kecil, rumah warga, pohon rindang sampai menginjakkan kaki di gedung berlantai 3 lalu duduk di bangku chetos sambil memegang hidung yang kembang kempis efek dari kelelahan naik tangga.

Dengan mempertimbangkan waktu yang sangat lama itu maka aku memutuskan untuk tidak tidak melakukan 15 menit pertama. Yah, itung-itung mengefisienkan waktu. Namun untuk masalah penampilan, aku tetap berpenampilan necis sambil diberi sedikit wewangian surga.

Diperjalanan, tiba-tiba saja aku membaca spanduk yang dibentangkan pak Polisi di daerah Cileunyi. Spanduk itu bilang "Ngebut sama dengan Maut". Tapi rasanya kalimat itu belum usai dibuat, harusnya ada tambahan "Tapi Kalau Kesiangan UAS Boleh". Maaf yah pak Polisi, untuk bagian itu aku sedikit menghiraukan kalau yang lain aku mencoba untuk tidak. Mungkin kali-kali aja.

Kembali ke pembicaraan, akhirnya setelah mengejar waktu yang tinggal setengah jam itu aku sampai juga dikelas pada pukul 7 lebih 10 menit. Tetep aja telat - -'

Kemudian pengawas yang katanya sulit memberi peluang kepada mahasiswa untuk kreatif saat ujian itu memberikan dua lembar kertas. Yang pertama untuk lembar jawaban dan yang kedua adalah soal ujian. Deng-deng..rasanya aku ingin spasi sebentar kalau dalam microsoftword mah, sekedar untuk pingsan.
 Seperangkat perkasas UAS hari ini.

Alhasil ujian aku bereskan cukup dengan 45 menit saja. Prok..prok..prok..Usai itu aku teringat akan apa yang harus aku kerjakan selanjutnya. Hmm, aku mulai gamang. Disisi lain itu adalah tanggungjawab yang harus aku kerjakan tapi faktor 15 menit yang ku abaikan itu yang membuat tidak nyaman. Aku tidak biasa masalahnya. Maka jalan keluar satu-satunya hanyalah pulang ke rumah dan melakukan hal yang tertunda.

Jadi sebenarnya, itulah alasan kenapa aku memohon maaf untuk hari ini. Maaf yah mohon maaf, lahir batin sejagat raya, terutama untuk orang-orang yang sudah saya sebutkan. Aku tau pasti hari ini ga banyak yang dateng buat rapat redaksi yang kedua. Iqbal pasti kecewa. Sekali lagi, from the deepest heart, i'm so sorry :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Evaluasi Edisi Februari!

Bermalam di Bandung Barat