Siang ini berselancar dijejaring sosial ternyata sangat mengasyikan. Meski tidak seramai malam. Terutama bertukar sapa dengan sahabat lama. Oh senangnya. Menguntai cerita berjam-jam dan saling melontar kata rindu menjadi pemandangan yang biasa. Namun aku senang berada pada moment ini. Rasanya seperti bereinkarnasi, kembali pada masa berseragam putih abu. Pikirku kemudian terbang menjelajah masa lalu dimana kami selalu bersama-sama. Bahkan Aku masih ingat kejadian konyol yang pernah kami lakukan. Ah, tiba-tiba saja aku merasa sedih. Aku merasa kehilangan. Kehilangan moment-moment ketika kami makan bersama saat jam istirahat, shalat dhuha bersama, contek-contek via hape -dan sumpah ini niat banget, kita kompak ganti kartu satu kelas, gara-gara promosi Devi-, terus nonton bareng, masak-masakan, ngeliwet, jalan-jalan ke Kebon Binatang, poto-poto di kebuh teh Lembang, renang ke Garut, panen jagung dan yang hal paling konyol adalah tantangan nembak cowok dengan bayaran 2500 p...
Hari ini Mama marah besar. Tadi sore selesai mandi saya langsung keluar kamar mendengar kebisingan diruang tamu. Mama dengan suaranya yang menggelegar memanggil adik lelaki saya Ajat untuk segera duduk disampingnya. Saya tidak tahu benar apa yang menjadi penyebab kemarahan Mama. Saya rasa itu pemandangan biasa. Karena sudah menjadi maklum jika adik saya sering membuat Mama kesal. Namun rasanya kali ini sedikit berbeda. Mama benar-benar geram. Wajahnya merah padam menahan kesal. Saya merasa iba melihat adik saya. Rasanya tidak tega. Saya hanya diam tidak mengerti. Ini adik lelaki saya, Luhur Daradjat yang akrab dipanggil Ajat Lalu saya mencoba masuk ke kamar Mama. Disana ada adik kecil saya, Bebe sedang berbaring. Belum juga saya melemparkan pertanyaan terdengar suara segukan. Oh ternyata adik saya ini sedang mengangis. Mungkin ia pun sama merasakan kesedihan yang kakanya rasakan. Saya menjadi pensaran. Kemudian menghampiri Mama dan duduk dikursi dekat adik s...
Mangsa tepang manah, ratug, tunggul hulu angen. Ngoteap hawana nyedek kanu pikir. Horeang, anjeun nu nyulusup ngagunasika pikir teh. Manah lir wangunan tohaga nu runtuh ku werejit kaasih. Anjeun ulubiung nunda werejit eta. Mangsa dipaluruh, kula nendeun rasa ka anjeun. Lebah manah nu paling jero. Sajeroning samudra nu pinuh ku galura. Kuniang, ngajungkiring cinta lebah dinya. Horeng, cinta, werejit ka anjeun. [4 Agustus 2013] *** Pesan ini masih ku simpan baik-baik, darimu yang mengirimnya malam-malam melalui ponsel. Meskipun aku tidak tahu semua arti setiap katanya tapi aku tahu maksudnya. Terima kasih.
Komentar