Ceritanya Shopping

Hari ini hari kedua aku keluar rumah setelah Sabtu kemarin. Agendanya untuk mentransfer uang kuliah. Ga nyangka, ternyata sekarang aku udah semester enam lagi. Walau aku belum lihat nilai rapot, haha. Padahal baru kemarin di ospek (pembahasan klasik).

Tentunya aku tidak sendiri. Aku ditemani Rina, temanku masa SMA. Rina yang akrab ku sapa Neng Na ini menemaniku untuk pergi memburu keperluan sandang. Tiba-tiba saja naluri perempuanku muncul. Aku ingin shopping. Wow shopping!

Singkat cerita kami berdua usai berbelanja. Aku menjinjing dan Na sama-sama menjinjing satu kantong keresek ukuran huwow. Aku sempat terkejut saat membayar parkir. Ternyata kami telah mengabiskan waktu cukup lama untuk hal ini. Empat jam sodara-sodara, empat jam. Aku syok! Pasalnya ini bukan kebiasaanku. Bisa dibilang aku jarang melakukannya. Hitungannya bukan minggu atau bulan tapi tahun. Aku memang bukan shopaholic. Biasanya aku shopping bila ada keperluan saja. Seperti kali ini.

Sebenarnya dalam waktu satu jam pun aku sudah mendapatkan barang yang ku maksud. Tapi karena kali ini aku pergi bersama Na yang memang selektif dalam berbelanja jadi agak dimaklumi. Sungguh, ia begitu semangat. Tak ada kulihat rasa lelah dari raut wajahnya. Padahal sebelum tiba dilokasi (salah satu tempat di kota Bandung) ia mengatakan perutnya sakit dan sedikit pening. Tapi itu semua  hilang saat ia dihadapkan pada ragam pilihan tas, baju, sepatu, kerudung dan barang lain yang menyegarkan pandangan.

Tadi itu, aku merasa ia telah menjelma seperti ibu-ibu. Berjalan kaki masuk keluar kios. Tawar menawar dengan pedagang. Dan berjalan kaki seperti kereta api. Maju teruuuus ga liat spion sampai aku ditinggal. Baguuuuuus :(

Instingnya mulai muncul. Namun aku bersyukur bisa pergi dengannya. Dia itu modis dan tau selera pasar mode sekarang. Jadi bisa minta saran dan kritikan, tak rugilah aku mengajaknya. Meski sebenarnya ditengah-tengah shoping aku ingin berteriak, pegeel - -'

Oh iya, kami pun sempat terkejut bersama saat mengetahui rupiah yang kami keluarkan. Ternyata oh ternyata. Emm, cukup aku dan Na kayanya yang tau. Na kalau kamu baca note ini suut yah suut. Wohohoo.

Baru ingat, hari ini juga selain aku dikejutkan dengan empat jam shopping dan pengeluarannya. Entah ada apa dengan hari ini. Pulang pergi pandanganku disuguhkan peristiwa lumrah dijalan raya. Saat hendak menuju tempat kami shopping seorang pria bermotor titik-titik (dilarang menyebutkan merk, bukan sponsor) berwarna putih jatuh tepat didepanku begitu saja. Kemungkinan ia jatuh karena rem mendadak.

Kejadian berikutnya, ketika aku diperjalanan pulang. Tepat didaerah Al-Jawami menuju tol arah Jatinangor seorang pria tanpa mengenakan helm terjatuh kembali dihadapanku. Pria itu entah keluar darimana aku tak ingat. Suara motornya memang lebih nyaring dari motor yang lain. Saat jalanan mulai menanjak ia mencoba mengubah pengaturan gigi motor. Kemudian motor itu terjatuh. Lalu badan pria tersebut masuk kedalam kolong mobil. Aku terkejut bukan kepalang. Saat itu ia ada diantara dua mobil. Sebelah kanan mobil bak putih dan sebelah kiti mobil taxi. Aku terkejut melihat roda mobil bak sebelah kiri menginjak badannya. Aku fikir kepalanya juga terinjak tapi ternyata tidak karena badan pria itu membungkuk saat terjatuh.

Reflek aku berteriak dan menghentikan laju, begitupun kendaraan yang lain. Dari raut wajahnya ia nampak kesakitan, ia mengaduh. Aku kembali melaju dan mencoba membunyikan klakson agar mobil bak putih itu berjenti. Alhasil mobil itu pun berhenti. Tapi aku tidak berani untuk turun dan menolongnya, aku takut. Ya, Tuhan ini mengerikan. Sungguh mengerikan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Evaluasi Edisi Februari!

Bermalam di Bandung Barat