Malam Mingguan


Malam ini adalah malam minggu kedua diawal bulan Januari, sekaligus malam minggu pertama di tahun 2013 bersama keluarga Suaka. Agenda kami kali ini seperti biasa, makan malam. Namun dengan tempat yang berbeda. Sebuah rumah makan dekat kampus, tepatnya dekat bunderan Cibiru. Aad bilang sih ini tempat recommended banget. Soalnya rasa sama harga makanannya cocik sama kantong mahasiswa. Kebetulan, aku juga sempat mampir kesana. Yah cukuplah, tidak begitu merogoh kocek dalam.

Akhirnya aku, Sri, Alin, Salman dan Desti pergi kesana. Tapi ternyata ditengah jalan Desti memutuskan untuk pulang karena esok ia harus pergi pagi ke Masjid Salman dan Desti pun diantar pulang oleh Salman. Swiwwit =)

Saat memasuki tempat yang kami tuju, nuansa yang dihadirkan pemilik tempat makan ini begitu berbeda. Kami jadi teringat akan suasana didesa. Dimulai dari tempat duduknya yang terbuat dari papan, piring dan gelas yang terbuat dari seng ditambah lagi kios-kois makanan yang didesain seperti saung.

Di tempat dinner, ciye. Kami memesan cuanki dan Alin memesan serabi. Tak lama kemudian seorang pria membawakan makanan yang kami pesan dan kami pun menyantapnya. Beberapa menit setelah itu datanglah seonggok makhluk tak dikenal berwujud pria berkacamata. Hapeuk, yes Hapeuk. Cukup heran kenapa ia bisa menclok disini. Tapi aku teringat pesan sebelumnya yang dikirim Salman Kribo*ting. Lalu datang pula a Miko dan kekasihnya Bibil. Dilanjut manusia-manusia dari planet Nebula, Aad, Charis dan Ucok.

Tadi, sebelum pergi ke tempat makan ini Aad bilang dia ga akan kesini. Alesannya dia mau kumpul apalah lupa itu dia bilang, pokoknya sok penting. Eh taunya mampir juga. Aad yang kali ini berpenampilan necis, mengenakan jaket jeans dan topi ala anak skate menghampiri kami sambil memperlihatkan giginya yang besar bak iklan pasta gigi.

Mereka bertiga duduk dibelakang kami lalu memesan kopi salome (satu gelas rame-rame). Oh, betapa romantisnya. Kebersamaan mereka memang selalu membuat yang lain envy. Meski sebenarnya itu bohong - -'

Lama berbincang panjang lebar dan mengambil beberapa gambar, tiba-tiba tercium aroma sedap dari dapur. Heum, aku tau ini aroma bawang goreng. Setelah itu hidung kami mulai terganggu. Keadaan pun mulai gaduh. Aroma kali ini begitu menyengat, ini aroma cabai. Kami pun terbatuk. Semakin lama semakin keras suaranya dan semakin banyak orang yang batuk.

Entah, apakah ini memalukan atau tidak. Tapi yang jelas hanya kami saja yang terbatuk. Pengunjung yang lain tak banyak bereaksi. Cukup menutup hidung saja. Tapi bagiku ini memalukan, karena mata pengunjung menuju ke arah kami.

Tepat jam sembilan setelah kami membayar makanan dan mengambil beberapa gambar terakhir, kami memutuskan untuk menyudahi dinner saturday nite-nya. Sri sudah mendahului kami pulang kerumah. Iqbal dan a Miko lalu mengantarkan kekasihnya masing-masing yang tinggal satu kamar kost di Manisi, Alin dan Bibil. Hafidh pergi dengan Salman menuju sekre. Tiga makhluk planet Nebula pun kembali pada porosnya begitu pula aku, meluncur pulang kesangkar. Ini sebenarnya bukan tulisan dengan cerita yang menarik. Cukup biasa, tapi aku ingin bercerita. Itu saja. Titik.

Sabtu, 12 Januari 2013 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Evaluasi Edisi Februari!

Bermalam di Bandung Barat